Kisah bahagia di hari minggu - 3




Esok siangnya Ani menghubungiku untuk tiba ke tempat tinggalnya (sekarang Ani tinggal bersama-sama orang tuanya, orang tuanya membeli satu rumah di perumahan yang cukup mewah), ia perlu rekan tuturnya. Sesampainya saya diterima dengan pelukan hangat serta ciuman di bibirku.
"Temenin saya, ya Hunny. Malam nanti Papah Mama baru kembali lagi", tuturnya manja sekalian mengelus-elus kemaluanku.

"Baik, Hunny", jawabku sekalian menjilati bibirnya serta meremas-remas dadanya serta mengelus putingnya perlahan-lahan, Ani pejamkan matanya.

Kami masuk rumah, rumah itu betul-betul sepi dan lingkungannya. Ani membikinkan minuman bagiku, lalu saya keluar ke taman dibelakang rumah. Sejuk sekali di tempat ini, saya duduk di atas bangku tangan panjang, di bawah satu pohon. Ani tiba serta meletakkan minumannya di meja kecil, lalu ia duduk dipangkuanku. Hari itu Ani menggunakan tank-top serta rok mini, ternyata sayangku tidak menggunakan branya. Sedang saya menggunakan celana pendek serta t-shirt.

Kupangku, sayangku ini.

"Ko kamu sendirian, memang pada pergi ke mana?" tanyaku.

"Kondangan, sepupunya Mama anaknya ada kawinan", jawabnya, sekalian menangkupkan tanganku di dadanya.

Perlahan-lahan kuremas-remas dadanya serta kuelus-elus putingya dengan ibu jariku sekalian kuperhatikan seputar yang sepi serta cukup aman, kuberanikan untuk melepaskan tank-topnya.

Ani menumpukan kepalanya di pundakku, sekalian berbisik, "Hunny, ML yuk di sini", dengan nafas yang mulai berat.

Mulai kumainkan lidahku di dadanya yang benar-benar kusuka. Kubenarkan tempatnya hingga dadanya menghadap mukaku, kuciumi bibirnya sekalian kumainkan lidahku.

"Kamu horny dari barusan ya, Hunny", kataku kepadanya, Ani cuma tersenyum.

Kutusuk mulutnya dengan lidahku, kugosok-gosok langit-langit mulutnya perlahan-lahan serta kuadu lidahnya. Lalu turun ke lehernya, Ani pejamkan matanya nikmati rangsanganku. Turun ke dadanya perlahan-lahan kuciumi, melingkar-lingkar seputar putingya, selanjutnya kujilat putingya yang mengeras perlahan-lahan, kiri kanan. Kujilati putingnya melingkar-lingkar, kugerakkan lidahku turun-naik, kiri-kanan. Ani mengacak-acak rambutku selanjutnya memeluk kepalaku erat sekalian mendesah kesenangan. Dadanya memeras sebab sedotanku, kucupang kecil di kanan serta kiri. Kududukkan Ani, sekalian buka selangkannya. Ani duduk, kusingkap roknya, vaginanya telah basah, ternyata sayangku menggunakan g-string. Kusibak CDnya sedikit, terlihat klitorisnya basah pada vagina yang gundul, kugesek sedikit dengan ibu jariku, serta "Uh.." Ani mendesah. Kutanggalkan CDnya, terlihat belahan merah yang basah.

Saya jongkok, kubuka selangkannya kujilati perlahan-lahan klitorisnya, Ani memegangi kepalaku serta mendesah keenakan "Oh.. Ya.. Uh.. Ya..".

Saya nikmati vagina Ani, khususnya cairan vaginanya, saya suka. Memeknya yang kedutan kurasakan di lidahku, Ani menjepit kepalaku lalu membimbing tanganku untuk mengerjai dadanya. Kuremas-remas perlahan-lahan dadanya sekalian menyedot-sedot klitorisnya perlahan-lahan, tangan Ani menjambak rambutku serta mendesaknya ke vaginanya.

Ani makin keras meracau serta mendesah, "Terus Hunny.. Terus.. Ah.. Ah.. Uh.. Uh..", Ani menggelinjang keenakan serta mendesak kepalaku ke vaginanya.

Kujilati klitorisnya, kumainkan lidahku disana bergerak melingkar-lingkar, turun-naik, serta kadang-kadang kusedot lembut klitorisnya dan gigitan kecil yang membuat kadang-kadang mendongakkan kepala serta tubuhnya. Vaginanya telah gampang banjir, sebab rangsangan lidahku memeknya telah kebajiran serta bibir vaginanya kedutan. Kutangkupkan mulutku tutupi vagianya, kusedot kuat-lemah berganti-gantian sekalian kujilatin klitorisnya serta kutusuk-tusuk lubang senggamanya, Ani semakin keenakan.

Desahan-desahan yang didengar dari mulutnya mendadak, "Argh.. Argh.. Saya keluar, Hunny".

Ani orgasme, kontan tengannya mendesak kepalaku serta kakinya menjepit kepalaku. Kusedot kuat-kuat vaginanya. Sesudah usai, Ani melepas jepitannya serta tangannya, terkulai lemas. Terlihat peluh keluar dari keningnya, saya duduk di sebelahnya yang masih tetap mengangkangkan selangkangannya. Kuciumi bibirnya, serta meremas-remas dadanya. Kulihat vaginanya masih basah olah cairan kewanitaannya bersatu dengan liurku.

"Saat ini gantian kamu", tuturnya, sekalian berdiri melepaskan rok mininya.

Ani telah bugil, perlahan-lahan menanggalkan bajuku, tinggal CD putihku dengan dedeku yang telah ON. Ani menciumi bibirku, mainkan lidahnya hingga beradu dengan lidahku. Turun keleherku, ke dadaku, putingku, pada akhirnya penisku. Dilepaskan CD ku serta dibuangkannya dimeja. Ani menjilatinya, seperti lolipop. Dari kepalanya, batangnya serta bijinya. Sangat nikmat. Sambungnya Ani jongkok di depanku serta mulai menjilati penisku, turun naik, jilatin kepalanya, batangnya serta zakarnya sekalian tanganya mengelus-elus bolaku. Saya mendesah keenakan serta kadang-kadang pejamkan mataku. Ani perlahan mengemut penisku, kadang-kadang dimasukkannya semua tangkai dalam mulutnya.

"Argh..", desahku kencang waktu lidahnya mainkan kepala penisku yang besar sekalian tanganku mengelus rambutnya yang hitam panjang. Terdengar suara sepongan Ani dipenisku, spluk.. Spluk.. Spluk.. Penisku yang gundul dilibasnya, demikian juga ke-2 bolaku. Sentuhan bibir, tangan serta lidahnya benar-benar berasa di penisku yang gundul.

"Argh.." desahku lagi sekalian mendongakkan kepalaku serta menyodokkan penisku di mulut Ani, waktu lidahnya menggosok kepala penisku sekalian ia mengisapnya. Spluk.. Spluk.. Spluk terdengar kocokannya, Ani menikmatinya.

Selanjutnya, "Argh.." teriakku lagi sekalian mendesak kepala Ani di penisku sampai penisku keluarkan sperma, 5 kali berkedut.

Ani mendesah, "Mmm.." lalu Ani nikmati mani yang keluar itu. Ani memperlihatkan pejuku yang berada di mulutnya, selanjutnya ia telan.

"Mmm.. Enak.." tuturnya sekalian menjilati penisku nikmati tersisa pejuku, serta saya mengelus-elus kepalanya. Lalu penisku mengeras kembali lagi merasai rangsangan lidah Ani di penisku.

"Sudah ON lagi nich, sang 'kecil'. Ingin ngebor ya", tuturnya nakal.

Ani berdiri, dari selangkangannya terlihat cairan vaginanya mengalir ke pahanya. Kusuruh ia berbaring dikursi, Ani berbaring serta mengangkangkan ke-2 kakinya. Vaginanya banjir, ternyata my Hunny horny sekali. Kujilati cairan vaginanya serta sedikit mengisap klitorisnya. Berasa vaginanya kedutan. Kuberdirikan Ani, kugesek klitorisnya dengan kepala penisku, Ani memerhatikan dengan rangsangan nikmat divaginanya. Perlahan-lahan kusodokkan ke pussy-nya yang sudah soaking wet (banjir), sekalian mengusung salah satunya kakinya serta Ani memelukku. Kepalaku dipeluknya, penisku mulai kusodokkan perlahan-lahan.

Ani mulai mendesah kesenangan sekalian pejamkan matanya. Bibirku juga kerja, kuciumi lehernya serta kadang-kadang kujilati, turun-naik ke dadanya , kanan-kiri kusedot-sedot putingnya. Ani makin keenakan dengan nafasnya yang berat. Peluh mulai bercucuran bersamaan dengan sodokanku yang makin kencang. Slep.. Bless.. Cplok.. Cplok.. Cplok irama persenggamaan kami ditambah aroma badan kami yang membuat libido makin meninggi.

"Sh.. Sh.. Ah.. Ah.. Ah.. Oh.. Yeh..", Ani makin menggila, kadang-kadang rambutku dijambaknya.

Vaginanya makin basah serta berkedut-kedut seolah-olah memijat penisku, sangat nikmat. Kadang-kadang udara bertiup, sedikit mendinginkan situasi yang panas. Saya duduk, Ani ambil tempat jongkok di depanku, vaginanya melahap penisku yang berkepala besar. Ani masukkan perlahan-lahan ke pussy-nya, merasai kesenangan gesekan penis serta dinding vagina dengan pejamkan matanya. Ani berpegangan pada sandaran punggung bangku taman. Perlahan-lahan Ani gerakkan pantatnya turun naik, deng ke-2 tanganku memegangi serta mengerjai boobsnya.

"Argh..", desahku keenakan merasai persenggamaan ini, dengan irama kocokan yang makin cepat, suara gesekan serta bentrokan yang basah.

Ani semakin liar mendesah "Argh.. Ah.. Sh..", berulang-kali keluar dari mulutnya, serta dinding vaginanya berasa mulai mengisap penisku.

"Aduh say saya tidak tahan lagi ingin keluar.. Aduh say.. Enak.. Say.. Sh.. Ah.. Aduh sayang.. Ah.. Enak say.., sangat nikmat.. Rasa-rasanya ingin keluar say, enaknya, terus.. Aduh saya tidak tahan ingin keluar..", desah Ani yang merasai g-spotnya tergores dengan tempat ia di atas, kulihat Ani terkulai lemas memelukku dengan situasi jongkok serta memeknya kurasakan makin licin, hingga pahaku basah oleh cairan memeknya yang keluar banyak. Sebetulnya saya juga tidak tahan ingin keluar, ditambah lagi dengar desahan erotis di saat Ani akan orgasme.

"Aduh, sayang, saya kalah lagi nih, sudah ingin orgasme!", cairan hangat berasa masih mengalir dari dalam vagina Ani.

Gantian saya menggenjot memeknya dengan ia masih jongkok dimukaku. Untuk lihat muka cantik yang sayu itu, genjotanku dipercepat.

"Sayang, saya ingin keluar nich..".

"Mengeluarkan di saja sayang, kita keluarin bertepatan, Ani mo keluar lagi."

Serta pada akhirnya spermaku mendesir ke tangkai penisku serta saya capai orgasme yang diiringi juga dengan orgasme Ani.

"Ough.. Saya sampai nih.. Ahh..", croot, air maniku keluar dengan derasnya ke memek Ani, Ani juga menikmatinya.

Ani terduduk dalam pangkuanku, kurasakan vaginanya berkedut seolah-olah memerah tersisa pejuku. Kami berdua bugil di taman, di bawah pohon lakukan persenggamaan. Waktu itu saya tidak peduli meskipun ada sisi dari taman langsung ke jalan perumahan, walaupun tertutup oleh deretanan tanaman yang cukup rapat.

"Asyik yaa ML di taman" kata Ani padaku.

Saya terdiam mengelus-elus punggungnya yang mulus. Semasa 10 menit kami dalam tempat ini, lalu Ani duduk disampingku, menjilati penisku yang sedikit melembek lalu membersihkannya dengan CD nya, kemudian giliranku menjilati bibir vaginanya serta melapnya dengan CD-nya barusan. Saya minum, kukumpulkan baju kami lalu kami masuk rumah pada keadaan bugil serta kugendong Ani di punggungku.

*****

Malamnya saya pulang, sesudah temani serta layani Ani hari itu. Sesudah saya tutup pintu gerbang, Ani masuk. Sekejap saya akan hidupkan mesin motorku, seorang wanita tetangga seberang rumah (selang 1 rumah diseberang rumah Ani) menyebutku.

"Mas, sini sesaat" tuturnya.

Tanpa ada pikirkan panjang saya mendekatinya. Kulihat seorang wanita chinese muda, memang umumnya yang tinggal di kompleks itu masyarakat turunan, yang cukup sexy. Wanita itu menggunakan kaos ketat serta rok mini.

Wanita ini mendekatiku, "Kamu pacarnya Ani, ya?" tanyanya.

"Kamu barusan ML di taman sama Ani khan, saya melihat loh..", katanya dengan senyum yang merayu.

Kontan saya terkejut, rupanya ada yang lihat persenggamaan kami.

"Tidak perlu takut", sambungnya sekalian menggenggam salah satunya tanganku.

"Masuk ke dahulu yuk", katanya sekalian mengambil kunci contact motorku.

Dengan pasrah saya mengikutinya. Ia langsung ajakku duduk di ruangan tengah. Tempat tinggalnya seperti punyai Ani, tapi pengaturan ruangan yang lain. Awalnya ia mengenalkan diri, namanya Sherly, single, 26 tahun. Di dalam rumah saya diperkenalkan dengan wanita lain, Helena adiknya, mulai kuliah di salah satunya perguruan tinggi swasta, Poppy adik kedua-duanya, masih kelas 2 smp, serta Airin, orang sunda temannya yang tinggal bersama-sama mereka. Saya diperkenalkan untuk pacarnya Ani tetangga mereka, waktu mereka mengetahui itu, mereka tersenyum nakal padaku. Mbak Sherly, tetapi saya diminta memangilnya Ci Sherly, menggandengku ke dapur. Kubantu ia membuat minuman popcorn, walaupun saya masih bimbang serta kuatir, lalu ia buka perbincangan.

"Tidak perlu takut, saya sudah mengenal Ani lumayan baik serta ia seringkali main kesini. Serta seringkali narasi permasalahan seks dengan kita-kita. Ia narasi mengenai persenggamaannya dengan pacarnya, yang ia tidak dapat ngelupain untuk selama-lamanya, serta rupanya itu kamu." Edan rupanya ia narasi sama seseorang, batinku.

"Terus barusan waktu saya jalanan tidak menyengaja lihat kalian, saya horny dech. Ingin merasakan punyai kamu", sekalian Sherly mendekatiku serta mengelus-elus kemaluanku.

"Tenang, Ani tidak akan geram, kok. Kami berlima dengan Ani sempat acara pesta oral seks bersama-sama sesudah ia kamu perawanin."

Saya cuma tersenyum. Lalu kami berlima melihat acara TV HBO yang cocok pada saat itu ada adegan panasnya, serta saya curi pandang sama ke-4 wanita itu, khususnya Sherly, rasa-rasanya ia tidak tenang serta resah kelihatannya ia telah terangsang akan adegan itu, ditambah ada saya duduk di sebelahnya. Mendadak Sherly berbisik ajakku ke kamarnya yang ada cocok di belakangku duduk.

"Donnie temenin Sherly malam hari ini sayang, saya telah lama sekali tidak dijamah sama lelaki", katanya sekalian memelukku serta meminta.

"Yah sayang? Ingin kan?", tuturnya lagi.

"Ii.. Ya", jawabku grogi.

Bersambung.... Artikel Berkaitan

Popular posts from this blog

Kisah bahagia di hari minggu - 2